Rabu, 17 Juli 2013

Awal Dangdut China

0 Orang yang baik
Setelah berminggu-minggu menetap disini, akhirnya gue bisa make internet buat nulis blog lagi.

Senang sekali.

Nah, setelah ujian UN, gue pulang ke Riau diberi fakta bahwa sekarang gue punya tetangga baru. Karna gue anak rumahan, yang berarti sangat jarang keluar rumah, gue gak kenal ama tetangga gue. Gue gak tau apapun tentang mereka kecuali


Sang tetua, sebut saja Pak Xiao (Nama disamarkan) berumur 60 tahun hobi karaokean.





Di malam hari.


Ya, itu memang hak dia buat karaokean. Dia mau makan bubur sumsum pake sumpit juga gak ada yang ngelarang. Hanya, ruko ini terbuat setengah triplek, dimana kalau beliau sedang unjuk kebolehan, itu terdengar sampai kamar gue dan mampu menggetarkan triplek rumah kalau bass-nya lagi keras-kerasnya. Kira-kira begini kronologi-nya:


*Pakai selimut, tutup mata, gelap*

kreessk..dukduk...

Hm? *Abaikan, setengah jalan menuju dunia mimpi*

tssss..hrsss.. 

*Hening*

dungdungdung...trililili..ningningning... 
Xiao...yao ke bu dzi tao.. wo xiang.. cai... wo ai ni... 

Ya, pastinya sih nyanyinya gak exactly seperti itu, namun cukuplah buat gue gak bisa tidur ampe tengah malem, berhubung siklus tidur gue bisa dikatakan lumayan sehat. Ini juga gak berarti beliau karaokean setiap hari dalam seminggu.


Kalau itu yang gue hadapi pada malam hari, masih ada siang hari.


Rumah gue kedatangan pembantu rumah tangga baru, sebut saja Yul, karna namanya memang Yulianto, ingin dipanggil Yul. Karna dia, kalau bahasa kasarnya sih, bencong, gue bingung mau manggil dia apa. Abang? Gak cocok di gue. Mbak? Bisa mati gue dicolok garpu. Jadi, seminggu awal gue hanya manggil dia dengan berawalan "maaf". Akhirnya gue memutuskan untuk manggil dia kak. Kerjanya bagus, dia sangat rajin, dan gue seneng ama dia (dari sudut pandang anak yang bersihin kamar aja secukupnya).


Tapi tentu aja itu bukan yang mau gue highlight disini.


Kalo siang tanpa internet, kerja gue adalah baca buku. Bikin otak se-produktif mungkin. Namun, membaca buku sebenernya untuk gue menuntut ketenangan. Maka, gue sangat gampang kedistract kalo, sedang baca buku, ada yang nyanyi dangdut di luar, di lantai yang sama.



Akhirnya gue memutuskan untuk tidak baca buku. Pasti mikirnya, "pake iPod aja?" ya, tentu saja gue sudah mencoba, dan hasilnya




tidak memuaskan.


Gue bukan tipe orang yang bikin telinga sakit gara-gara make handsfree, karna telinga gue sendiri pernah bermasalah waktu kecil. Ntah apa yang pernah terjadi di masa kecil gue. Pada intinya gue hanya memakai volume secukupnya.


Kalo gue lagi denger lagu berbahasa Inggris, misalkan Maroon 5 yang Daylight:

"And when the dayliiiiight comes I'll have to go, but tonight I'm gonna hold you..abang jarang pulang aku jarang dibelai...so close!"

Kalo gue lagi denger lagu berbahasa korea

"Geuraeyo..Geudael dugoseo..kelakuan si kucing garong..nan amudedo mot gajyo.."

Kalo gue denger lagu Indonesia

"Kuterima suratmu, tlah kubaca dan..bang sms siapa ini bang..aku mengerti.."


Sebenernya lagu dangdutnya yang lebih gue gak tau.


Kalau siang dicecokin dangdut dan malam dicecokin lagu China melulu, gue gak kaget kalau nanti ada genre baru Dangdut China. Namun, inilah yang gue hadapin siang dan malam.


Post ini didedikasikan untuk tetangga gue dan Kak Yul. Maaf, karna gue nulisnya setengah hati, karna post yang sepenuh hati udah kehapus berhubung page-nya ke refresh.

Salam.