Selasa, 16 Agustus 2011

Junko Furuta, be save, nak.

0 Orang yang baik
Hai pembaca, gue mau curhat serem pahit manis tentang sebuah artikel yang gue baca di kaskus kemarin.
Gue sarankan, bagi yang tidak tahan dengan sesuatu yang sangat sadis, jangan baca post yang satu ini. Gue ga bertanggung jawab kalau kalian jadi terpengaruh dengan postingan gue yang berikut ini. Minimal, setelah membaca postingan yang satu ini, dampak yang kalian dapat, yakni kalian akan memikirkan kejadian ini terus menerus sampai kalian ga bisa tidur (ya, pengalaman gue sendiri) dan maksimal kalian mencobanya di rumah.




Please, don't try this at home.


Please.





Try this at school.





Bercanda...



Jadi, ini adalah kisah dari seorang perempuan berumur 16 tahun bernama Junko Furuta. Wah, berarti seumuran ama gue. Dia adalah korban penyiksaan 44 hari.

Junko Furuta diculik oleh 4 orang, yang sepertinya adalah laki-laki yan tidak dikenalnya. Setelah diculik, Furuta dipaksa menelfon orang tuanya untuk memberitahukan cerita palsu kalau ia kabur bersama teman-temannya dan ia minta untuk tidak dicari. Tentu saja, meskipun orang tua Furuta berusaha keras untuk mencarinya, kemungkinan bakal ketemu itu kecil sekali, kabur bersama teman yang mana? Itu pertanyaan yang menjadi bukti kalau orangtuanya tidak dapat menemukan Furuta.

Hari demi hari di jalani Furuta. Beliau diperkosa mula-mula oleh penculiknya ini. Lama-lama, ia dijadikan bahan percobaan. Furuta dipaksa untuk minum air kencing nya sendiri, ia juga dipaksa makan kecoak. Ia dipaksa untuk melakukan masturbasi. Sungguh laknat perbuatan orang-orang itu. Sangat tidak manusiawi.

Tidak hanya itu, Furuta sering sekali mencoba untuk kabur dan ketahuan. Karena ketahuan, penculiknya kesal, lalu memasukkan besi panas ke dalam vagina Furuta. Tidak hanya besi panas, namun juga banyak barang yang sudah masuk kedalam bagian tubuh wanita yang seharusnya dijaga dengan hati-hati itu. Salah satunya adalah bola lampu yang masih panas. Tentu saja itu akan sakit sekali. Dari yang gue baca, di vagina nya juga dimasukkan tusuk sate oleh penculik-penculik gila itu. Lalu ditusuk tusuklah sampai terjadi pendarahan. Termasuk juga gunting. Kabarnya, sebelum ia didatangi ajalnya, ia butuh waktu satu jam untuk turun tangga sambil merangkak untuk pergi ke toilet. Itupun, pipis nya tidak bisa benar.

Konon, Anus Furuta juga dimasukin botol oleh kawanan orang gila itu sampai luka. Siapa sih, yang ga tahan disiksa seperti itu? Penculiknya tinggal di rumahnya tanpa orangtua. Saat orang tuanya atau saudaranya datang, Furuta dipaksa berpura-pura jadi pacarnya, jika tidak, ia akan dibunuh. Suatu hari Furuta nekat memberitahukan hal ini kepada orang tua si pelaku, namun mereka tidak berani dan menyuruh Furuta supaya sabar, karena kalau tidak salah anaknya itu terlibat dalam suatu keluarga yakuza di Jepang.

Tidak hanya siksaan dari alat kelamin, Furuta juga sering dipecut dengan bambu. Perutnya dijatuhi barbel. Saat ia hendak kabur dan ketahuan oleh si pelaku, paha pinggang dan dadanya diolesi minyak dan dibakar. Luka bakarlah yang didapat Furuta.

Menurut kesaksian beberapa orang, diketahui kalau ternyata sudah lebih dari 100 orang yang tahu kalau si Furuta disekap di rumah si pelaku, dan 100 orang itu juga sudah melakukan berbagai percobaan atau ikut memperkosa dia.

Furuta, yang seorang perempuan tentu punya dada dan (maaf) pentil, Pentilnya di'hancur'kan oleh pelaku itu dan dilepas dengan tang. Aduh, ini merupakan siksaan yang sangat berat.

Furuta yang sudah tidak kuat lagi meminta si pelaku untuk membunuhnya saja. Namun, tidak ada yang mau membunuhnya dan ia pun hanya bisa pasrah.

Beberapa hari kemudian, Furuta meninggal. Namun si pelaku saat itu hanya berfikir Furuta pura-pura mati saja.Setelah mereka dapat memastikan kalau Furuta benar benar meninggal, mereka menyimpannya di dalam kotak yang dilumuri semen. Setelah semen itu kering dan diisikan oleh badan Furuta, mereka membuangnya.

Polisi menemukan bongkahan semen yang mencurigakan itu dan menemukan rambut Furuta didalamnya. Dengan mudah polisi menemukan pelakunya dan membawanya ke pengadilan. Namun, dunia ini memang tidak adil. Berkat pengacara yang disewa oleh anak itu, ia hanya dijatuhi hukuman 10 bulan, karena masih dibawah umur. Tuntutannya adalah 'menyebabkan luka yang menyebabkan kematian'. Orangtua si pelaku juga menjual rumah mereka dan uangnya akan diberikan kepada orangtua Furuta.


Tentu saja, ini sangat tidak adil. Penderitaan Furuta tidak seimbang dengan ini. Si pelaku keenakan. Manusia brengsek seperti dia layak dihukum mati!

Comment para pelaku berikut ini berhasil membuat urat gue keluar ''Kami tidak berfikir kalau ternyata yang kami lakukan bisa berdampak seperti itu."

Hell-o? Lo masukin gunting ke vagina lo pikir sama kaya jari lo masuk ke lubang hidung lo? HA?

Setelah dapat photo pelaku itu di internet, bentuknya tidak lebih dari siluman kera. Alias menjijikkan banget.

Motifnya sampai saat ini belum di ketahui sih..

Apapun itu, gue selalu bersimpati dengan Junko Furuta sampai saat ini. Semoga, perempuan yang dengan mudahnya menerima tawaran laki-laki untuk melakukan free sex membaca ini. Sesungguhnya, mereka harus bersyukur tidak bernasib sama seperti Junko.

Junko, may you rest in peace. Coba gue tinggal di Jepang, gue pasti beli bunga dan berdoa didepan makam lo.

#PrayforJunkoFuruta