Kamis, 24 Maret 2011

Masa Kecilku

Oke, gue gak tau kenapa, gue jadi teringat akan masa lalu gue. Alhamdulillah ingatan gue nggak kaya ingatan Kambing disaat-saat jatuh dari tebing. Jadi gue inget beberapa kejadian yang sepertinya tidak akan pernah terjadi di gue yang sekarang. Yang pengen gue bilang adalah, seiring berjalannya waktu, tidak hanya muka manusia yang berubah, namun juga kepribadian-kepribadian manusia. Selain disebabkan faktor sosial, faktor geografis juga mempengaruhi perubahan tersebut.

Fakta pasti yang menunjukkan gue berubah ada banyak, salah satunya 'keimutan' gue.







Ya, 'keimutan gue'.



Tiap tahun, keimutan gue selalu bertambah secara konstan. Maka, gue bisa lebih kiyut dan lebih kiyut dari kemarin-kemarin. Tentu saja dengan tidak memikirkan kesimpulan kalo dulu tidak seimut yang sekarang. Tidak, gue yang sekarang imut sama kaya yang dulu. Palu hakim berbunyi tiga kali tanda sidang selesai. Mungkin inilah yang disebut-sebut pribahasa sebagai "Mulut mu Harimau mu", Versi ini "Blog mu Ketek mu".


Kedua, gue dulu sangat feminim. Gue dulu adalah seorang bocah imut tidak berdosa yang sudah disuguhkan dengan sinetron, sepeti tersanjung, bidadari, dan sinetron emak-emak lainnya. Akhirnya pada suatu hari, gue (Secara tidak sengaja) menumpahkan air ke lantai dan membuat adik gue jatoh (Karna gue masih kecil, gue gak bisa merasa senang seperti sekarang). Akhirnya adik gue jatuh tengkurap dan menangis. Akhirnya kedua orang tua gue menenangkan adik gue, dan gue, yang merasa dicuekin akhirnya menangis dan berteriak kaya ababil "Maaf Ma.. Pa.. Nurul ga sengajaaa.. Nurul mau kok dikunci di kamar mandi, nyuci piring, nyuci gelas.. HUAA". Dan, Mama Papa gue memaklumi.


Sekarang?
Adik gue jatuh, kecolok paku, Kejedot gergaji, Jatuh ke Parit, Ketimpa Etalase juga gue ga bisa menimbulkan rasa simpati dan empati. Malah gue melakukan hal yang sebaliknya. Gue membuang jauh-jauh kata simpati dan empati tersebut, dan menertawakannya. Menginjak harga dirinya selagi ada kesempatan. Dan disaat gue melakukan sesuatu secara tidak sengaja, yang ada juga orang tua kadang marah sama kita, mereka terkadang langsung menuduh tanpa mengetahui sesuatu yang sebenarnya sudah terjadi. Dan gue juga gak mau, bahkan ga sudi menghafal dialog yang gue gunakan untuk mendapat simpati dan empati orang tua gue. Apalagi mengucapkannya terang-terangan. Kesannya gue kaya udah ga sengaja ngasih minum tamu pake baygon. Kalo masih kecil juga sebenarnya tidak wajar. Namun apa dikata korban sinetron sejak dini.

Oh, dan gue juga ga sudi nyuci piring nyuci gelas cuma karna buat adik gue jatoh. Sekedar jatoh itu belum cukup..


Lalu dulu juga di pertengahan kelas 5, gue adalah anak super duper alim.

Dulu, kalo shalat subuh aja mau deh 5 menit, yang hanya ada 2 Rakaat, bagaimana dengan 2 rakaat lainnya saat gue shalat Dzuhur Isya Ashar? Ga terbayang. Saking rajinnya, ampe gue rajin bawa tazbih ke sekolah dan berdzikir saat istirahat. Subhanallah banget.. Subhanallah..


Sekarang?

Gue ga tega ngasih tau yang sebenarnya. Sekarang, anggap aja gue bocah baru lahir dan gak kenal agama..


Masih banyak sih kebiasaan-kebiasaan yang udah gue tinggalin.. Rasanya ingin sekali jadi anak kecil lagi. Orang-orang ingin sekali kembali lagi menjadi kecil sementara beberapa orang ingin cepet-cepet gede biar dipandang.

Urusan cepat atau tidaknya, itu tergantung kita. Tujuan apa yang kita pilih? Karna tujuan itu juga lah yang mempengaruhi sudut pandang tiap manusia..

Contoh, Jika kau ingin cepet-cepet dewasa, kau akan merasa waktu berjalan sangat lambat. Kalau kau ingin kembali menjadi anak kecil lagi, kau akan merasa waktu cepat sekali berlalu. Jujur, gue termasuk orang yang merasa waktu sangat cepat berlalu.

Kesimpulan gue sendiri, Gue ngerasa masa-masa kecil berlalu dengan cepat karna ingatan gue yang sangat terbatas. Gue percaya, waktu berjalan tetap seperti biasanya.

Coba kita berhenti sejenak, dan melihat sekeliling, untuk melihat apa yang kita lewatkan.. Sangat banyak yang kita lewatkan sehingga kita menyesal telah melewatkannya..

Jika kita kembali dan mencari-cari, hasilnya akan memuaskan namun memakan waktu yang lama..
Jika kita tetap maju kedepan, mungkin akan ada hal baru yang membuat kita merasa senang, meskipun hal tersebut terus menerus membuat kita melewatkan sesuatu..


Pada akhirnya, kita diwajibkan untuk memilih keputusan dan tujuan, bukan?

0 Orang yang baik:

Posting Komentar