Jadi, udah dua minggu kuliah nih.
Gue udah dihajar banyak film, dari short movies ampe movies. Iya, gue jurusan Film, dan gue gak nyesel ngambil jurusan Film. Malah sejujurnya, rasanya ini keputusan yang gue rasa udah tepat buat gue ambil.
Mungkin gue bakal berubah pikiran setelah sebulan ya.
Gak ding. Gak mau. Gue bakal bertahan dan lulus dari Film.
Amin.
Nah, yang mau gue omongin ini ada kaitannya ama film Indonesia. Selama seminar, udah banyak film yang gue tonton. Dimulai dari Jermal, What They Don't Talk When They Talk About Love, 3 Hari Untuk Selamanya, Sang Penari.
Jujur gue orang amatir banget soal film. Yang membedakan gue dengan amatir lainnya adalah, gue mau memulai memperdalam pengetahuan gue ama film dari sekarang #eaaa
Nah, 3 dari 4 film itu punya kiss dan sex scene tersendiri.
Jujur, sebagai anak rumahan yang dari kecil ampe SMA terkurung di rumah, lalu nonton film cuman berbekal tiket bioskop karna internet gak ada, gue gak pernah tahu kalo kiss dan sex scene sebenernya ada di Film Indonesia. Bener-bener terkejut awalnya, namun setelah diterangkan kalau ada lembaga sensor kan, jadi yah adegan itu di-cut.
Nah yang mau gue argumenin, pilih mana; dipertahankan atau di-cut?
Alasan-alasan yang gue dapet untuk mempertahankan hanyalah karna kita bangsa yang bermoralkan tinggi. Kebuka dikit aja gamau. Apalagi itu tuh organisasi yang mencekal miss world di bali. Kan gak lucu kalo tiap bioskop dijaga FPI dan kalo ada scene menggoda mereka bakal memporak porandakan bioskopnya.
Gue milih buat gak usah di-cut. Kenapa? Simple, untuk menghargai jasa aktor artisnya. Gak gampang loh, nge-jalanin scene kayak gitu. Apalagi kalau salah satu dari pihak udah ber-keluarga. Yah inilah dimana professionalisme dipertaruhkan. Dan inilah yang membuka mata kita; sebenernya artis aktor kita banyak yang bagus, hanya kurang dihargai. Toh, tiap scene ada untuk satu alasan, yakni memperkuat cerita. Gue lebih milih satu atau dua kiss dan sex scene di film niat kecuali paha atau toket di film horror kacang rebus Indonesia.
Begitulah, sebenernya solusi dari itu gampang; kasih aja guide buat mana yg 18+ atau yang buat keluarga. Simple, tapi pada males untuk dilakuin. Semoga gue menjadi salah satu dari bangsa yang membangkitkan perfilman Indonesia yang saat ini kupercayakan sedang dalam perjalanan!
Hidup perfilman Indonesia!
P.S; Menurut gue, Sex Scene film Indonesia lebih hot dan lebih romantis gitu.
Jumat, 04 Oktober 2013
Kamis, 08 Agustus 2013
Renungan Di Perjalanan
Akhirnya dapet wifi! Setelah 8 jam lebih duduk di atas bis, maka gue harus menceritakan detailnya karna ini unik sekali.
Jadi, untuk tahun ini, ibu gue (mendadak) memutuskan untuk Lebaran pergi ke Thailand. Maka dari Riau, kami naik pesawat ke Kuala Lumpur, nginep semalam disana, dan cari-cari tiket kereta dan bus menuju Hadyai, Thailand. Tiket pesawat penuh, tiket kereta penuh. Alhasil kami datang ke stasiun bis dengan berbekal doa dan beberapa ringgit, akhirnya masih diberi kesempatan untuk dapet tiket dan pergi ke Thailand.
Tepatnya diberi kesempatan ama calo.
Kami dikenakan harga 10 RM lebih mahal dari yang seharusnya @75 RM. Maka, dengan berat hati dan memohon restu Tuhan, tiket itu akhirnya kami beli juga. Mau ngapain lagi di Kuala Lumpur soalnya? Memang main destination-nya juga Thailand, jadi ya berkorban sedikitlah untuk mendapat yang diharapkan. Rasanya memang gak semua jalan-nya mulus kan?
Masalahnya, ini gak berakhir di calo doang.
Saat tiba kami waktunya di bus, calo itu ngambil tiket kami dan pergi gitu aja. Akhirnya pas kondektur bis-nya minta tiket kami, kami harus menahan malu dan menjelaskan every detail. Untung kami kelihatan kayak turis. Kalau nggak, turunlah kami di tengah jalan.
Bis ini bertujuan ke Thailand. Maka gak heran kalau banyak orang dari Thailand yang mungkin, yaah, abis berlibur ke Kuala Lumpur. Ada satu rombongan besar keluarga Thailand. Mereka memberi kesan buruk ke gue. Berisik banget di bus. Mukul-mukul langit-langit bus, gue kira salah satunya keterbelakangan mental, mungkin dia keterbelakangan sifat. Maka seteah ganti bus gue cepat-cepat ngambil kursi di depan. Duduk di sebelah bapak-bapak dari US dan dikelilingi orang Malaysia dan bule-bule. Gue sebagai keturunan Thailand-China sepersepuluh merasa sangat kecewa dengan kelakuan para saudara-saudara sangat jauh gue.
Di migrasi, kami berurusan dengan semuanya kira-kira selama 4 jam. Penuh banget, padet. Migrasi-nya outdoor pula. Namun gue percaya setiap rintangan pasti ada hadiah yang memanjakan. Taunya tidak.
Supir bis kami gak balik-balik. Mereka adalah tiga orang India berambut panjang sama persis dengan satu sama lain. Akhirnya kesimpulan dari perjalanan gue adalah; Ditipu sebelum berangkat, belum nyampe pun ditipu kembali. Padahal Hadyai masih jauh kayak jarak dari Sentul ke sekolah gue. Eh jadi kangen sekolah..
Selama di bis, bapak-bapak tua dari USA itulah yang jadi teman ngobrol gue. Awalnya gue yang sapa, dan kami jadi ngobrol panjang. Ternyata bapak itu sebenernya asli Nepal, dan tinggal di USA selama 11 tahun. Sanak keluarganya bermukim di Canary Islands.
Tiba-tiba dia cerita tentang istrinya yang meninggal tiga tahun lalu. Katanya, istrinya mengidap penyakit kanker otak dan setelah melakukan operasi, almarhum menderita sakit-nya selama 3 tahun. Setelah 3 tahun yang panjang, akhirnya istrinya meninggal. Gue bilang, liat aja positifnya, setidaknya istrinya tidak harus kesakitan lagi. Dia hanya tersenyum dengan mata berkaca-kaca. Semenak itu dia pergi-pergi ke satu negara ke negara lain. Bapak USA ini baru saja dari Singapore, Bangkok, Kuala Lumpur, dan menuju Phuket. Akan pergi ke Tokyo setelahnya. Sebelumnya dia pun sudah menjelajahi Inggris, Vietnam.
Lalu gue berpikir (dengan serius)
Apakah dengan berpergian seperti itu, bapak itu bisa melupakan kesepiannya?
Rasanya tidak, karna dia masih saja berpergian. Rasanya mungkin itu bentuk pelariannya, setelah kehilangan orang yang amat disayangnya.
Kehilangan orang yang disayang itu memang pahit banget. Gue pun ngerasain. Bukan, bukan karena kehilangan pacar karna sampai detik ini juga masih belum ada juga...... tapi kehilangan, yah.. teman baik.
Mana ada istilah ex-bestfriend kan?
Itupun karna kebodohan gue juga jadi yah....
Ternyata dunia pun belum tentu bisa gantiin orang yang disayang.
Selamat hari Lebaran! Maafkan aku!
Jadi, untuk tahun ini, ibu gue (mendadak) memutuskan untuk Lebaran pergi ke Thailand. Maka dari Riau, kami naik pesawat ke Kuala Lumpur, nginep semalam disana, dan cari-cari tiket kereta dan bus menuju Hadyai, Thailand. Tiket pesawat penuh, tiket kereta penuh. Alhasil kami datang ke stasiun bis dengan berbekal doa dan beberapa ringgit, akhirnya masih diberi kesempatan untuk dapet tiket dan pergi ke Thailand.
Tepatnya diberi kesempatan ama calo.
Kami dikenakan harga 10 RM lebih mahal dari yang seharusnya @75 RM. Maka, dengan berat hati dan memohon restu Tuhan, tiket itu akhirnya kami beli juga. Mau ngapain lagi di Kuala Lumpur soalnya? Memang main destination-nya juga Thailand, jadi ya berkorban sedikitlah untuk mendapat yang diharapkan. Rasanya memang gak semua jalan-nya mulus kan?
Masalahnya, ini gak berakhir di calo doang.
Saat tiba kami waktunya di bus, calo itu ngambil tiket kami dan pergi gitu aja. Akhirnya pas kondektur bis-nya minta tiket kami, kami harus menahan malu dan menjelaskan every detail. Untung kami kelihatan kayak turis. Kalau nggak, turunlah kami di tengah jalan.
Bis ini bertujuan ke Thailand. Maka gak heran kalau banyak orang dari Thailand yang mungkin, yaah, abis berlibur ke Kuala Lumpur. Ada satu rombongan besar keluarga Thailand. Mereka memberi kesan buruk ke gue. Berisik banget di bus. Mukul-mukul langit-langit bus, gue kira salah satunya keterbelakangan mental, mungkin dia keterbelakangan sifat. Maka seteah ganti bus gue cepat-cepat ngambil kursi di depan. Duduk di sebelah bapak-bapak dari US dan dikelilingi orang Malaysia dan bule-bule. Gue sebagai keturunan Thailand-China sepersepuluh merasa sangat kecewa dengan kelakuan para saudara-saudara sangat jauh gue.
Di migrasi, kami berurusan dengan semuanya kira-kira selama 4 jam. Penuh banget, padet. Migrasi-nya outdoor pula. Namun gue percaya setiap rintangan pasti ada hadiah yang memanjakan. Taunya tidak.
Supir bis kami gak balik-balik. Mereka adalah tiga orang India berambut panjang sama persis dengan satu sama lain. Akhirnya kesimpulan dari perjalanan gue adalah; Ditipu sebelum berangkat, belum nyampe pun ditipu kembali. Padahal Hadyai masih jauh kayak jarak dari Sentul ke sekolah gue. Eh jadi kangen sekolah..
Selama di bis, bapak-bapak tua dari USA itulah yang jadi teman ngobrol gue. Awalnya gue yang sapa, dan kami jadi ngobrol panjang. Ternyata bapak itu sebenernya asli Nepal, dan tinggal di USA selama 11 tahun. Sanak keluarganya bermukim di Canary Islands.
Tiba-tiba dia cerita tentang istrinya yang meninggal tiga tahun lalu. Katanya, istrinya mengidap penyakit kanker otak dan setelah melakukan operasi, almarhum menderita sakit-nya selama 3 tahun. Setelah 3 tahun yang panjang, akhirnya istrinya meninggal. Gue bilang, liat aja positifnya, setidaknya istrinya tidak harus kesakitan lagi. Dia hanya tersenyum dengan mata berkaca-kaca. Semenak itu dia pergi-pergi ke satu negara ke negara lain. Bapak USA ini baru saja dari Singapore, Bangkok, Kuala Lumpur, dan menuju Phuket. Akan pergi ke Tokyo setelahnya. Sebelumnya dia pun sudah menjelajahi Inggris, Vietnam.
Lalu gue berpikir (dengan serius)
Apakah dengan berpergian seperti itu, bapak itu bisa melupakan kesepiannya?
Rasanya tidak, karna dia masih saja berpergian. Rasanya mungkin itu bentuk pelariannya, setelah kehilangan orang yang amat disayangnya.
Kehilangan orang yang disayang itu memang pahit banget. Gue pun ngerasain. Bukan, bukan karena kehilangan pacar karna sampai detik ini juga masih belum ada juga...... tapi kehilangan, yah.. teman baik.
Mana ada istilah ex-bestfriend kan?
Itupun karna kebodohan gue juga jadi yah....
Ternyata dunia pun belum tentu bisa gantiin orang yang disayang.
Selamat hari Lebaran! Maafkan aku!
Rabu, 17 Juli 2013
Awal Dangdut China
Setelah berminggu-minggu menetap disini, akhirnya gue bisa make internet buat nulis blog lagi.
Senang sekali.
Nah, setelah ujian UN, gue pulang ke Riau diberi fakta bahwa sekarang gue punya tetangga baru. Karna gue anak rumahan, yang berarti sangat jarang keluar rumah, gue gak kenal ama tetangga gue. Gue gak tau apapun tentang mereka kecuali
Sang tetua, sebut saja Pak Xiao (Nama disamarkan) berumur 60 tahun hobi karaokean.
Di malam hari.
Ya, itu memang hak dia buat karaokean. Dia mau makan bubur sumsum pake sumpit juga gak ada yang ngelarang. Hanya, ruko ini terbuat setengah triplek, dimana kalau beliau sedang unjuk kebolehan, itu terdengar sampai kamar gue dan mampu menggetarkan triplek rumah kalau bass-nya lagi keras-kerasnya. Kira-kira begini kronologi-nya:
*Pakai selimut, tutup mata, gelap*
kreessk..dukduk...
Hm? *Abaikan, setengah jalan menuju dunia mimpi*
tssss..hrsss..
*Hening*
dungdungdung...trililili..ningningning...
Xiao...yao ke bu dzi tao.. wo xiang.. cai... wo ai ni...
Ya, pastinya sih nyanyinya gak exactly seperti itu, namun cukuplah buat gue gak bisa tidur ampe tengah malem, berhubung siklus tidur gue bisa dikatakan lumayan sehat. Ini juga gak berarti beliau karaokean setiap hari dalam seminggu.
Kalau itu yang gue hadapi pada malam hari, masih ada siang hari.
Rumah gue kedatangan pembantu rumah tangga baru, sebut saja Yul, karna namanya memang Yulianto, ingin dipanggil Yul. Karna dia, kalau bahasa kasarnya sih, bencong, gue bingung mau manggil dia apa. Abang? Gak cocok di gue. Mbak? Bisa mati gue dicolok garpu. Jadi, seminggu awal gue hanya manggil dia dengan berawalan "maaf". Akhirnya gue memutuskan untuk manggil dia kak. Kerjanya bagus, dia sangat rajin, dan gue seneng ama dia (dari sudut pandang anak yang bersihin kamar aja secukupnya).
Tapi tentu aja itu bukan yang mau gue highlight disini.
Kalo siang tanpa internet, kerja gue adalah baca buku. Bikin otak se-produktif mungkin. Namun, membaca buku sebenernya untuk gue menuntut ketenangan. Maka, gue sangat gampang kedistract kalo, sedang baca buku, ada yang nyanyi dangdut di luar, di lantai yang sama.
Akhirnya gue memutuskan untuk tidak baca buku. Pasti mikirnya, "pake iPod aja?" ya, tentu saja gue sudah mencoba, dan hasilnya
tidak memuaskan.
Gue bukan tipe orang yang bikin telinga sakit gara-gara make handsfree, karna telinga gue sendiri pernah bermasalah waktu kecil. Ntah apa yang pernah terjadi di masa kecil gue. Pada intinya gue hanya memakai volume secukupnya.
Kalo gue lagi denger lagu berbahasa Inggris, misalkan Maroon 5 yang Daylight:
"And when the dayliiiiight comes I'll have to go, but tonight I'm gonna hold you..abang jarang pulang aku jarang dibelai...so close!"
Kalo gue lagi denger lagu berbahasa korea
"Geuraeyo..Geudael dugoseo..kelakuan si kucing garong..nan amudedo mot gajyo.."
Kalo gue denger lagu Indonesia
"Kuterima suratmu, tlah kubaca dan..bang sms siapa ini bang..aku mengerti.."
Sebenernya lagu dangdutnya yang lebih gue gak tau.
Kalau siang dicecokin dangdut dan malam dicecokin lagu China melulu, gue gak kaget kalau nanti ada genre baru Dangdut China. Namun, inilah yang gue hadapin siang dan malam.
Post ini didedikasikan untuk tetangga gue dan Kak Yul. Maaf, karna gue nulisnya setengah hati, karna post yang sepenuh hati udah kehapus berhubung page-nya ke refresh.
Salam.
Senang sekali.
Nah, setelah ujian UN, gue pulang ke Riau diberi fakta bahwa sekarang gue punya tetangga baru. Karna gue anak rumahan, yang berarti sangat jarang keluar rumah, gue gak kenal ama tetangga gue. Gue gak tau apapun tentang mereka kecuali
Sang tetua, sebut saja Pak Xiao (Nama disamarkan) berumur 60 tahun hobi karaokean.
Di malam hari.
Ya, itu memang hak dia buat karaokean. Dia mau makan bubur sumsum pake sumpit juga gak ada yang ngelarang. Hanya, ruko ini terbuat setengah triplek, dimana kalau beliau sedang unjuk kebolehan, itu terdengar sampai kamar gue dan mampu menggetarkan triplek rumah kalau bass-nya lagi keras-kerasnya. Kira-kira begini kronologi-nya:
*Pakai selimut, tutup mata, gelap*
kreessk..dukduk...
Hm? *Abaikan, setengah jalan menuju dunia mimpi*
tssss..hrsss..
*Hening*
dungdungdung...trililili..ningningning...
Xiao...yao ke bu dzi tao.. wo xiang.. cai... wo ai ni...
Ya, pastinya sih nyanyinya gak exactly seperti itu, namun cukuplah buat gue gak bisa tidur ampe tengah malem, berhubung siklus tidur gue bisa dikatakan lumayan sehat. Ini juga gak berarti beliau karaokean setiap hari dalam seminggu.
Kalau itu yang gue hadapi pada malam hari, masih ada siang hari.
Rumah gue kedatangan pembantu rumah tangga baru, sebut saja Yul, karna namanya memang Yulianto, ingin dipanggil Yul. Karna dia, kalau bahasa kasarnya sih, bencong, gue bingung mau manggil dia apa. Abang? Gak cocok di gue. Mbak? Bisa mati gue dicolok garpu. Jadi, seminggu awal gue hanya manggil dia dengan berawalan "maaf". Akhirnya gue memutuskan untuk manggil dia kak. Kerjanya bagus, dia sangat rajin, dan gue seneng ama dia (dari sudut pandang anak yang bersihin kamar aja secukupnya).
Tapi tentu aja itu bukan yang mau gue highlight disini.
Kalo siang tanpa internet, kerja gue adalah baca buku. Bikin otak se-produktif mungkin. Namun, membaca buku sebenernya untuk gue menuntut ketenangan. Maka, gue sangat gampang kedistract kalo, sedang baca buku, ada yang nyanyi dangdut di luar, di lantai yang sama.
Akhirnya gue memutuskan untuk tidak baca buku. Pasti mikirnya, "pake iPod aja?" ya, tentu saja gue sudah mencoba, dan hasilnya
tidak memuaskan.
Gue bukan tipe orang yang bikin telinga sakit gara-gara make handsfree, karna telinga gue sendiri pernah bermasalah waktu kecil. Ntah apa yang pernah terjadi di masa kecil gue. Pada intinya gue hanya memakai volume secukupnya.
Kalo gue lagi denger lagu berbahasa Inggris, misalkan Maroon 5 yang Daylight:
"And when the dayliiiiight comes I'll have to go, but tonight I'm gonna hold you..abang jarang pulang aku jarang dibelai...so close!"
Kalo gue lagi denger lagu berbahasa korea
"Geuraeyo..Geudael dugoseo..kelakuan si kucing garong..nan amudedo mot gajyo.."
Kalo gue denger lagu Indonesia
"Kuterima suratmu, tlah kubaca dan..bang sms siapa ini bang..aku mengerti.."
Sebenernya lagu dangdutnya yang lebih gue gak tau.
Kalau siang dicecokin dangdut dan malam dicecokin lagu China melulu, gue gak kaget kalau nanti ada genre baru Dangdut China. Namun, inilah yang gue hadapin siang dan malam.
Post ini didedikasikan untuk tetangga gue dan Kak Yul. Maaf, karna gue nulisnya setengah hati, karna post yang sepenuh hati udah kehapus berhubung page-nya ke refresh.
Salam.
Rabu, 22 Mei 2013
Selamat tinggal ya
Tepatnya hari ini, tanggal 22 bulan Mei tahun 2013.
Kemeja yang aku beli dari uang tabunganku hilang satu.
Memang masih ada satu lagi.
Tapi itu dapetnya karna promo.
Dimana promo, beli satu kemeja dapet satu lagi dengan seperempat harga.
Jadi maksudnya, aku bayar 2 kemeja dengan harga satu seperempat kemeja gitu.
Lumayan kan.
Dapet promo aja, aku udah gak bisa jajan lagi.
Jadi begini rasanya kehilangan barang yang dibeli dari hasil keringat sendiri.
Ya, menabung itu termasuk salah satu usaha kok.
Ampuni kesalahanku ya Tuhan.
Ampuni dosa-dosaku.
Jangan sampai kemeja itu jatuh di tangan yang salah.
Kalau boleh, kemejanya balik lagi ke aku juga gapapah.
hehehe.
Amin.
Selamat tinggal kemejaku, semoga yang satu lagi tidak akan bernasib sama.
Pemilik yang kehilangan,
Nurullita
Oh, topi Leessang dan topi Elstinko Yellow yang pernah dipake HaHa udah nyampe.
WOOOOOOOHHWWW!!!!
Jumat, 12 April 2013
Jejak 41
Tanggal 11 April kemarin adalah hari terakhir gue belajar sebagai murid SMA. Kami, para anak kelas 12 dikumpulin di ruangan 301 dan 302. Setelah sesi doa bersama, kami maaf-maafan dan potluck-an.
Maka gue, mau mengenang kembali masa kelas 12.
Gue masuk kelas 12 R. Kelas perpaduan IPA dan ARTS. Oh, ARTS adalah jurusan terakhir di sekolah gue, dan itu adalah jurusan gue. Angkatan kebawahnya make nama BAHASA. Bedanya, kami anak arts belajar seni rupa dan graphic design, mereka tidak.
Kelas 12R cewe-cewenya itu predator semua. Ada Annya, si kecil-kecil perkasa yang mukanya dari luar jutek padahal dalemnya ya perkasa aja. Awalnya gue takut sama dia, namun karna kami-kami ini adalah cewe-cewe penggosip semua, maka, gue udah deket dan mulai pewe sama dia.
Lalu ada Dhira. Cewe yang gue khianatin. Kelas 10, gue dan dia berencana masuk jurusan Biology. Kami udah pake pinky promise segala. Namun pada akhirnya gue masuk jurusan Arts.
Lalu gue baca kalo sebenernya pinky promise itu ada agar yang ngelanggar janji itu kelingkingnya dipotong.
Maaf ya Dhir.
Ada Ayis, si chemen gue yang suaranya kelewat cempreng dan tinggi. Merasa dirinya menguasai rap. Ada Prita, si cewe Bali yang manis tapi suka garing. Ada Tsabita, si multi-talented yang emang multi-talented. Nuy, si cewe yang bakal menghabiskan masa-masa kuliahnya bersama gue nanti. Ada Ella, si pecinta manga yang mau masuk jurusan sastra Jepang. Dan Ghina, yang skill gambarnya... asudahlah.. gue sayang banget sama mereka-mereka ini.
Gue menghabiskan waktu snack dan lunch gue bersama Arin dan Dama (duo penggila VIXX dan keluarga girang gue), Manda si Tusti, Audrey teman seperjuangan, Lana yang menurut gue punya taste tinggi buat arts, Zestev yang kalo melotot serem, Aubrey yang blognya gokil, Sabila si cewe mandiri yang baik hati, Nadya teman fangirling Cherrybelle gue. Kami semua hobi dari ngomongin hal yang gak penting, nge-gosip ampe ngomongin hal yang penting banget. Gue sayang banget sama bocah-bocah gokil ini.
Perpisahan dengan guru berbeda rasanya kalo lo bandingkan dengan SMP dan SMA. Pak Adam, Pak Wahyo, Bu Umi, Bu Rury, Bu Ari, Bu Daniella, sampai ke Pak Raka pun. Gue sangat sayang dan terimakasih untuk segala bimbingannya.
Nah, sekarang adalah TIMELINE KELAS 12 VERSI GUE.
1. Gue kenalan ama yang namanya Diazca Adizsa. Kaget? Gue juga awalnya gak nyangka bisa deket sama makhluk dari grup eksis di angkatan satu tahun di bawah gue ini. Orangnya sih, goblok. Dan belakangan ini suka sok imut, gue udah gak ngerti. Salah satu bukti kegoblokannya, matanya pernah kecolok charger. Seumur hidup baru dia orang yang mengalami kejadian (goblok) seperti itu. Dari adik beda rahim dia sekarang dan untuk selanjutnya resmi jadi adik domba gue. Gue sayang banget sama orang ini, gue juga gak ngerti. Karna sama-sama goblok kali ya?
2. Gue merasa masuk dalam sekte baru. Isinya adalah gue, Ibam, Mita, Vida, Luna. Simpel, kami suka merencanakan ide-ide kreatif inovatif dan aero-dinamis untuk merayakan ulang tahun salah satu dari kami. Awalnya dimulai surprise visit gue. Lalu ngirimin bunga pink rose buat mbak Vida ke tempat lesnya. Lalu buat film pendek buat Luna. Dan terakhir ini sih buat lagu yang cocok untuk Mita. Salah satu liriknya "Rambutnya bagaikan endotermik menangkap suhu". Luna memang jenius. Gue sayang banget sama mereka-mereka ini. Semoga kita tetep begini terus.
3. Gue di dua minggu pra-UN emosinya jadi tidak stabil. Alhasil gue jadi sering marah-marah, sewot, dan lain-lain. Namun, ada sahabat gue yang jarang mandi dan goblok menyelamatkan gue dari keterpurukan gue itu. Namanya Ghilman. Gue udah gak ngerti ama isi kepalanya dia, namun sedikit banyak kami juga punya kemiripan dalam berpikir. Gue sayang banget sama si goblok ini.
4. Di kelas 12 gue jadi lebih deket sama Alyssia. Kami saling mempengaruhi hidup masing-masing. Gue sering cerita ke dia akan masalah gue begitu pula sebaliknya. Gue sayang banget sama dia dan gue harap si cewe melankolis nan galau ini yang terbaik nantinya.
5. Arya, si sahabat gue yang suka sok imut ini juga sebenernya stress. Akhirnya dia jadi Rigid. Jokes jadi gak nyambung. Gue sayang banget sama ini orang, semoga nanti pas UN dia dilancarkan dan diberi ketenangan.
6. Yang terakhir adalah fenomenal aneh gue. Sebenernya ini udah mulai dari kelas 11 semester 2. Gue mulai mimpiin adik kelas yang gue gak kenal. Gak pernah gue pikirin malahan, karna kami saling gak kenal. Kalo kata temen-temen IPS sih, itu karna alam bawah sadar. Nah sampai detik ini gue udah mimpiin dia enambelas kali. Sebenerrnya gue mau mention namanya, toh post ini gue buat untuk mengabadikan, namun karna belom minta ijin, gue sebut saja inisialnya, TDS (bukan, bukan merek galon air). Kalo kata pak Puji sih ini ada hubungannya ama past life gue, hahahaha (kehidupan sebelumnya). Tapi ya, melihat dari luar dia anak yang baik-baik (maaf ya, gue gak bermaksud nge-mimpiin lo, gue gak pernah doa buat mimpiin lo juga, ini memang aneh) gue doakan si TDS ini sukses dan bahagia kedepannya.
Gue memang sangat baik.
Kerin, adik kelas pecinta DBSK yang sama banget sama gue. Yang ternyata suka nge-gosip dan lucu mampus. Gue sayang juga sama anak ini satu.
Tidak lupa juga untuk grup Alnis, adik gue yang suka berfantasi ama gue, Qonita, si cewe strong, Selma, yang lagi populer dan galau-galaunya, Maha si cantek. Sabil si rajin mampus. Gue sayang kalian!
Someday, rasa sayang ini ketutupan sama aktivitas kita yang baru. Tugas kita yang sekarang adalah menjaga rasa sayang itu, agar selalu jadi berharga.
Kita semua punya tempat hangout masing-masing. Semacam teritori kita gitu. Namun pada akhirnya kita bakal ninggalin tempat itu juga. Karna pada akhirnya kita harus maju menurut jalan masing-masing.
Maka gue, mau mengenang kembali masa kelas 12.
Gue masuk kelas 12 R. Kelas perpaduan IPA dan ARTS. Oh, ARTS adalah jurusan terakhir di sekolah gue, dan itu adalah jurusan gue. Angkatan kebawahnya make nama BAHASA. Bedanya, kami anak arts belajar seni rupa dan graphic design, mereka tidak.
Kelas 12R cewe-cewenya itu predator semua. Ada Annya, si kecil-kecil perkasa yang mukanya dari luar jutek padahal dalemnya ya perkasa aja. Awalnya gue takut sama dia, namun karna kami-kami ini adalah cewe-cewe penggosip semua, maka, gue udah deket dan mulai pewe sama dia.
Lalu ada Dhira. Cewe yang gue khianatin. Kelas 10, gue dan dia berencana masuk jurusan Biology. Kami udah pake pinky promise segala. Namun pada akhirnya gue masuk jurusan Arts.
Lalu gue baca kalo sebenernya pinky promise itu ada agar yang ngelanggar janji itu kelingkingnya dipotong.
Maaf ya Dhir.
Ada Ayis, si chemen gue yang suaranya kelewat cempreng dan tinggi. Merasa dirinya menguasai rap. Ada Prita, si cewe Bali yang manis tapi suka garing. Ada Tsabita, si multi-talented yang emang multi-talented. Nuy, si cewe yang bakal menghabiskan masa-masa kuliahnya bersama gue nanti. Ada Ella, si pecinta manga yang mau masuk jurusan sastra Jepang. Dan Ghina, yang skill gambarnya... asudahlah.. gue sayang banget sama mereka-mereka ini.
Gue menghabiskan waktu snack dan lunch gue bersama Arin dan Dama (duo penggila VIXX dan keluarga girang gue), Manda si Tusti, Audrey teman seperjuangan, Lana yang menurut gue punya taste tinggi buat arts, Zestev yang kalo melotot serem, Aubrey yang blognya gokil, Sabila si cewe mandiri yang baik hati, Nadya teman fangirling Cherrybelle gue. Kami semua hobi dari ngomongin hal yang gak penting, nge-gosip ampe ngomongin hal yang penting banget. Gue sayang banget sama bocah-bocah gokil ini.
Perpisahan dengan guru berbeda rasanya kalo lo bandingkan dengan SMP dan SMA. Pak Adam, Pak Wahyo, Bu Umi, Bu Rury, Bu Ari, Bu Daniella, sampai ke Pak Raka pun. Gue sangat sayang dan terimakasih untuk segala bimbingannya.
Nah, sekarang adalah TIMELINE KELAS 12 VERSI GUE.
1. Gue kenalan ama yang namanya Diazca Adizsa. Kaget? Gue juga awalnya gak nyangka bisa deket sama makhluk dari grup eksis di angkatan satu tahun di bawah gue ini. Orangnya sih, goblok. Dan belakangan ini suka sok imut, gue udah gak ngerti. Salah satu bukti kegoblokannya, matanya pernah kecolok charger. Seumur hidup baru dia orang yang mengalami kejadian (goblok) seperti itu. Dari adik beda rahim dia sekarang dan untuk selanjutnya resmi jadi adik domba gue. Gue sayang banget sama orang ini, gue juga gak ngerti. Karna sama-sama goblok kali ya?
2. Gue merasa masuk dalam sekte baru. Isinya adalah gue, Ibam, Mita, Vida, Luna. Simpel, kami suka merencanakan ide-ide kreatif inovatif dan aero-dinamis untuk merayakan ulang tahun salah satu dari kami. Awalnya dimulai surprise visit gue. Lalu ngirimin bunga pink rose buat mbak Vida ke tempat lesnya. Lalu buat film pendek buat Luna. Dan terakhir ini sih buat lagu yang cocok untuk Mita. Salah satu liriknya "Rambutnya bagaikan endotermik menangkap suhu". Luna memang jenius. Gue sayang banget sama mereka-mereka ini. Semoga kita tetep begini terus.
3. Gue di dua minggu pra-UN emosinya jadi tidak stabil. Alhasil gue jadi sering marah-marah, sewot, dan lain-lain. Namun, ada sahabat gue yang jarang mandi dan goblok menyelamatkan gue dari keterpurukan gue itu. Namanya Ghilman. Gue udah gak ngerti ama isi kepalanya dia, namun sedikit banyak kami juga punya kemiripan dalam berpikir. Gue sayang banget sama si goblok ini.
4. Di kelas 12 gue jadi lebih deket sama Alyssia. Kami saling mempengaruhi hidup masing-masing. Gue sering cerita ke dia akan masalah gue begitu pula sebaliknya. Gue sayang banget sama dia dan gue harap si cewe melankolis nan galau ini yang terbaik nantinya.
5. Arya, si sahabat gue yang suka sok imut ini juga sebenernya stress. Akhirnya dia jadi Rigid. Jokes jadi gak nyambung. Gue sayang banget sama ini orang, semoga nanti pas UN dia dilancarkan dan diberi ketenangan.
6. Yang terakhir adalah fenomenal aneh gue. Sebenernya ini udah mulai dari kelas 11 semester 2. Gue mulai mimpiin adik kelas yang gue gak kenal. Gak pernah gue pikirin malahan, karna kami saling gak kenal. Kalo kata temen-temen IPS sih, itu karna alam bawah sadar. Nah sampai detik ini gue udah mimpiin dia enambelas kali. Sebenerrnya gue mau mention namanya, toh post ini gue buat untuk mengabadikan, namun karna belom minta ijin, gue sebut saja inisialnya, TDS (bukan, bukan merek galon air). Kalo kata pak Puji sih ini ada hubungannya ama past life gue, hahahaha (kehidupan sebelumnya). Tapi ya, melihat dari luar dia anak yang baik-baik (maaf ya, gue gak bermaksud nge-mimpiin lo, gue gak pernah doa buat mimpiin lo juga, ini memang aneh) gue doakan si TDS ini sukses dan bahagia kedepannya.
Gue memang sangat baik.
Kerin, adik kelas pecinta DBSK yang sama banget sama gue. Yang ternyata suka nge-gosip dan lucu mampus. Gue sayang juga sama anak ini satu.
Tidak lupa juga untuk grup Alnis, adik gue yang suka berfantasi ama gue, Qonita, si cewe strong, Selma, yang lagi populer dan galau-galaunya, Maha si cantek. Sabil si rajin mampus. Gue sayang kalian!
Someday, rasa sayang ini ketutupan sama aktivitas kita yang baru. Tugas kita yang sekarang adalah menjaga rasa sayang itu, agar selalu jadi berharga.
Kita semua punya tempat hangout masing-masing. Semacam teritori kita gitu. Namun pada akhirnya kita bakal ninggalin tempat itu juga. Karna pada akhirnya kita harus maju menurut jalan masing-masing.
Minggu, 31 Maret 2013
Kampanye 'Move On' Singkat
Sekarang sudah bulan April, dimana 14 hari
lagi adalah waktunya Ujian Nasional. Gue siap, namun mental gue belum siap.
Alhasil mental gue sedang jatuh, dan beranakkan emosi yang tidak stabil.
Alhasil temen-temen gue terutama yang sejurusan dan sekelas, kena semprot.
Tapi sekarang gue berusaha memperbaikinya,
amin.
Nah, post ini temanya adalah.. sayang. Jadi,
temen gue baru saja putus, karena diselingkuhin cowoknya, dan selingkuhannya
adalah temennya sendiri (sinetron abis). Nah, dia cerita ke gue kalo dia belom
bisa move on. Niat untuk balikan sudah tidak ada, namun perasaannya masih ada.
Kok bisa ya?
Karna gue adalah Josela (Jomblo Sejak Lahir)
dan belom ke level Jodi (Jomblo Abadi), gue bener bener gak ngerti. Jelas-jelas
si cowok ini sudah menipu dia selama 1 tahun lebih, dan memang sih sekarang si
cowok lagi berusaha buat balikan lagi, tapi kalo gue jadi ceweknya, gue gak
bakal mau ama dia. Bahkan untuk merasa sayangpun udah ogah. Karna yang tadinya
buat kita manis, sudah berubah menjadi pahit.
Jadinya gue merenung. Apasih sebenernya yang
buat orang-orang susah move on? Karna sayang? Mungkin. Tapi bukan berarti
mereka gak bisa kan? Mereka bisa, tapi belom mau. Kenapa belom mau? Karena
mereka masih melihat itu, harapan.
Gue harapkan yang terbaik buat temen gue itu.
Akhirnya, gue buat kampanye yang secara garis
besar begini:
"Semua orang pasti pernah jatuh cinta.
Jatuh cinta, diiringi putus cinta. Kalo gue putus cinta, gue suka ngelihatin
gorden kamar. Ngelihatin cahaya yang gak bisa masuk kedalam. Dan gue terlanjur
jatuh dalam gelap."
"Siapa bilang kita gak bisa bangkit?
Setelah jatuh oleh jatuh cinta? Terjatuh tak selalu sakit, dan seringnya adalah
pelajaran. Siapa tau ada yang menunggu tangisan kita di luar sana, dan lebih
baik?"
"Putus cinta itu hujan, diiringi lagu
yang seirama dengan rintiknya."
"Maka, untuk temen-temen yang gak bisa move on, gue cuma mau bilang, kalo setiap habis hujan, pasti ada pelangi."
Kamis, 07 Maret 2013
Krisis
Mumpung gue lagi duduk di meja depan komputer dan sedang miris hatinya melihat perkembangan adik-adik kelas yang gak berkembang-berkembang sama sekali, maka gue memutuskan untuk mengabadikan mereka di blog gue. Ya, nggak diabadikan secara benar-benar diabadikan karna yang mau gue abadikan ini tepatnya lebih ke memori gue dan dongkol-dongkolnya hati gue, jadi gak jadi, bukan mau mengabadikan mereka, tapi mau mengabadikan kebodohan mereka.
Kenapa gue bilang mereka bodoh? Karna mereka bodoh.
Oke?
Sip.
Gak semua sih, tapi nanti gue jabarkan.
Jadi gue barusan selesai nulis artikel PKN, udah siap nge-print termasuk punya temen gue yang nitip print karena printer rumah dia tintanya habis.
Ternyata printer rumah gue juga habis.
Oke, malah curhat.
Jadi, artikel gue ini banyak mengungkit orang-orang yang males buat ngomong permisi. Pasti ada yang berpikir "iiih dia benarrr" atau "ooh iya ya" jangan cemas karna ini memang benar adanya. Tanya aja mas mas tukang bakso yang lewat depan rumah juga pasti setuju. Hal ini terpikir oleh gue karna gue adalah korban dari Yang Tidak Dipermisiin. Jadi kejadiannya, gue lagi ngobrol dengan teman-teman, lalu gue ngerasa ada hawa orang di belakang (ya, gue peka, dilihatin pun nyadar) dan ternyata memang ada, seorang adik kelas yang kita sebut saja Siti A. Nah gue kan jadi ngerasa bersalah udah nutupin jalannya Siti A. Tapi Siti A juga gak ngomong ke gue buat nyingkir kek ketelen bumi kek apa kek ya gue kan gak tau.
Akhirnya gue kaget dan "Oh, sorry" (karna baik gue minta maaf) dan pas udah gue menyingkir dia baru lewat dan ngomong permisi.
Hah?
Semoga Siti A cepet sembuh.
Dan sekarang kita beralih ke Siti B. Jadi temen gue lagi ngecek presentasinya di laptop. Kebetulan lokernya si Siti B ini bersebelahan dengan temen gue. Dan temen gue badannya menghadap loker, jadi gak nyadar Siti B berdiri diam menunggu temen gue buat udahan.
Tolong ya, Siti B. Berdiri diam itu gak nyelesaiin masalah. Dikira temen gue itu bakal nyadar kalo gak ada yang bilang "permisii kk" atau apa ya tolong ya Siti B.
Akhirnya gue yang nyuruh temen gue menyingkir.
Nah, kalau tadi itu adalah orang-orang yang males ngomong permisi, percayalah kasta mereka masih lebih tinggi daripada orang yang gak mau dipermisiin. Ini sudah sering terjadi gak cuman di gue, namun di kalangan temen-temen gue juga.
Gue adalah penghuni setia ruang dapet, ruang para wanita yang jika sedang berhalangan dan tidak shalat Dzuhur. Jadi kejadiaannya:
Gue: *ngelihat adik kelas*
Siti C: *ngeliat laptop*
Gue: "permisi" *sambil senyum*
Siti C: *Diem* *Gak bergerak* *Jilbabnya goyang goyang*
Kampret.
Akhirnya gue seruduk aja, kalau berhubung mukanya kena atau jilbabnya lepas gara-gara tas gue, itu bukan tanggung jawab gue karna gue sudah mengingatkan. Dengan kesal gue lewat sambil mengeluh "yaaeeelllaaah susah banget sih geser doang" setelah gue akhirnya sampai di sebelah teman gue, gue lihat dia sekali lagi, itulah momen dia geser geser tidak menutup jalan.
Double kampret.
Dan gak cuman Siti C, Siti D juga begitu.
Nah sekarang kita ke Siti E. Pas banget, nama depannya juga E, jangan jangan memang namanya ada Sitinya.
Jadi gue punya adik kelas yang ramah ke gue, namun karna Tuhan menghendaki, dirinya tidak sempurna saat berjalan. Bahkan gue gak tega untuk mendeskripsikannya. Nah gue jalan naik tangga didepan dia, tiba-tiba pemandangan gue ganti, Siti E jalan dibelakang dia, sambil niru cara jalan adik kelas gue itu.
Kampret sekampret-kampretnya kampret.
Gue kesal banget, namun terlalu shock buat neriakin, karna gue gak nyangka sebegitu kampungannya kah dia sampai gatau penyakit kayak gitu? Sebegitu dalam kah suku nya di Kalimantan sana? Apa kerjanya makan sirih doang kali ya di kampong?
Tapi gue minta Tuhan untuk menabahkan hati ade kelas gue dan semoga Siti E disadarkan.
Hari ini, gue akan memulai projek "Teriak Balek Kampong Plis Kalo Orangnya Ada"
BALEK KAMPONG PLIS
Nah, seperti yang gue janjikan, nih daftar adik kelas yang nyebelin:
-Yang sok
-Yang sengak
-Yang berisik
-Yang kalo dikantin suka berisik berasa kantin punya buyutnya
-Yang suka ngatain orang
-Yang gak respek ama kakak kelas
-Yang sok cantik
-Yang sok ganteng
-Yang kalo pipis gak diflush
-Yang kalo berak gak diflush
-Yang gak ngomong permisi
-Yang gak mau dipermisiin
-Yang berasa hebat
-Yang brengsek
-Yang sok gaul
-Yang dengerin one direction
-Yang banci
-Yang teriak gak ngira ngira
-Yang gak sopan
-Yang sok ama guru
-Yang ngomong fak yu fak yu bitj
-Yang keringetnya bau
-Yang bulu idungnya keluar keluar
-Yang kalo makan mie gak pake sumpit
Oke yang 3 terakhir sih becanda cuman masih banyak yang harus ditulis tapi ini sudah pagi.
Kira-kira itu deh, tidak bisa dilanjut karna harus sekolah! Permisi!
Kenapa gue bilang mereka bodoh? Karna mereka bodoh.
Oke?
Sip.
Gak semua sih, tapi nanti gue jabarkan.
Jadi gue barusan selesai nulis artikel PKN, udah siap nge-print termasuk punya temen gue yang nitip print karena printer rumah dia tintanya habis.
Ternyata printer rumah gue juga habis.
Oke, malah curhat.
Jadi, artikel gue ini banyak mengungkit orang-orang yang males buat ngomong permisi. Pasti ada yang berpikir "iiih dia benarrr" atau "ooh iya ya" jangan cemas karna ini memang benar adanya. Tanya aja mas mas tukang bakso yang lewat depan rumah juga pasti setuju. Hal ini terpikir oleh gue karna gue adalah korban dari Yang Tidak Dipermisiin. Jadi kejadiannya, gue lagi ngobrol dengan teman-teman, lalu gue ngerasa ada hawa orang di belakang (ya, gue peka, dilihatin pun nyadar) dan ternyata memang ada, seorang adik kelas yang kita sebut saja Siti A. Nah gue kan jadi ngerasa bersalah udah nutupin jalannya Siti A. Tapi Siti A juga gak ngomong ke gue buat nyingkir kek ketelen bumi kek apa kek ya gue kan gak tau.
Akhirnya gue kaget dan "Oh, sorry" (karna baik gue minta maaf) dan pas udah gue menyingkir dia baru lewat dan ngomong permisi.
Hah?
Semoga Siti A cepet sembuh.
Dan sekarang kita beralih ke Siti B. Jadi temen gue lagi ngecek presentasinya di laptop. Kebetulan lokernya si Siti B ini bersebelahan dengan temen gue. Dan temen gue badannya menghadap loker, jadi gak nyadar Siti B berdiri diam menunggu temen gue buat udahan.
Tolong ya, Siti B. Berdiri diam itu gak nyelesaiin masalah. Dikira temen gue itu bakal nyadar kalo gak ada yang bilang "permisii kk" atau apa ya tolong ya Siti B.
Akhirnya gue yang nyuruh temen gue menyingkir.
Nah, kalau tadi itu adalah orang-orang yang males ngomong permisi, percayalah kasta mereka masih lebih tinggi daripada orang yang gak mau dipermisiin. Ini sudah sering terjadi gak cuman di gue, namun di kalangan temen-temen gue juga.
Gue adalah penghuni setia ruang dapet, ruang para wanita yang jika sedang berhalangan dan tidak shalat Dzuhur. Jadi kejadiaannya:
Gue: *ngelihat adik kelas*
Siti C: *ngeliat laptop*
Gue: "permisi" *sambil senyum*
Siti C: *Diem* *Gak bergerak* *Jilbabnya goyang goyang*
Kampret.
Akhirnya gue seruduk aja, kalau berhubung mukanya kena atau jilbabnya lepas gara-gara tas gue, itu bukan tanggung jawab gue karna gue sudah mengingatkan. Dengan kesal gue lewat sambil mengeluh "yaaeeelllaaah susah banget sih geser doang" setelah gue akhirnya sampai di sebelah teman gue, gue lihat dia sekali lagi, itulah momen dia geser geser tidak menutup jalan.
Double kampret.
Dan gak cuman Siti C, Siti D juga begitu.
Nah sekarang kita ke Siti E. Pas banget, nama depannya juga E, jangan jangan memang namanya ada Sitinya.
Jadi gue punya adik kelas yang ramah ke gue, namun karna Tuhan menghendaki, dirinya tidak sempurna saat berjalan. Bahkan gue gak tega untuk mendeskripsikannya. Nah gue jalan naik tangga didepan dia, tiba-tiba pemandangan gue ganti, Siti E jalan dibelakang dia, sambil niru cara jalan adik kelas gue itu.
Kampret sekampret-kampretnya kampret.
Gue kesal banget, namun terlalu shock buat neriakin, karna gue gak nyangka sebegitu kampungannya kah dia sampai gatau penyakit kayak gitu? Sebegitu dalam kah suku nya di Kalimantan sana? Apa kerjanya makan sirih doang kali ya di kampong?
Tapi gue minta Tuhan untuk menabahkan hati ade kelas gue dan semoga Siti E disadarkan.
Hari ini, gue akan memulai projek "Teriak Balek Kampong Plis Kalo Orangnya Ada"
BALEK KAMPONG PLIS
Nah, seperti yang gue janjikan, nih daftar adik kelas yang nyebelin:
-Yang sok
-Yang sengak
-Yang berisik
-Yang kalo dikantin suka berisik berasa kantin punya buyutnya
-Yang suka ngatain orang
-Yang gak respek ama kakak kelas
-Yang sok cantik
-Yang sok ganteng
-Yang kalo pipis gak diflush
-Yang kalo berak gak diflush
-Yang gak ngomong permisi
-Yang gak mau dipermisiin
-Yang berasa hebat
-Yang brengsek
-Yang sok gaul
-Yang dengerin one direction
-Yang banci
-Yang teriak gak ngira ngira
-Yang gak sopan
-Yang sok ama guru
-Yang ngomong fak yu fak yu bitj
-Yang keringetnya bau
-Yang bulu idungnya keluar keluar
-Yang kalo makan mie gak pake sumpit
Oke yang 3 terakhir sih becanda cuman masih banyak yang harus ditulis tapi ini sudah pagi.
Kira-kira itu deh, tidak bisa dilanjut karna harus sekolah! Permisi!
Langganan:
Postingan (Atom)